Dinas Pariwisata Sulbar Study Tiru Desa Wisata ke Jogya
Sebanyak 11 orang pengelola desa wisata dari Sulawesi Barat melakukan perjalanan ke Provinsi Yogyakarta dalam rangka Study ATM yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat (Dispar Sulbar). Perjalanan study tiru di mulai dari tanggal 8 sampai dengan 11 September 2024. Kegiatan dimaksudkan memperoleh gambaran pengelolaan desa wisata yang baik. Disamping juga perjalanan tersebut menjadi nuansa pemahaman baru bagi peserta pengelolaan potensi dan kearifan lokal. Demikan disampaikan pendamping peserta kegiatan dari Dispar Sulbar, Alfrida Tarukan, pada Jumat, 13 September 2024.
Dijelaskan Alfrida, selama empat hari kunjungan rombongan mendatangi beberapa tempat wisata di Jogyakarta. Desa Wisata Rejowinangun salah satu pilihan peserta kegiatan dengan pertimbangan desa tersebut mendapat penghargaan dari Kemenparekraf RI sebagai pemenang juara 2 kategori CHSE (Cleanliness Health Safety Sustainability) pada ADWI 2021.
“Kita berharap para peserta mampu mendapat menyerap pengalaman dengan melihat dan berdialog langsung dengan pengelola Desa Wisata Rejowinangun. Bagaimana mereka mengelola desanya sehingga dapat menjadi pemenang pada kategori CHSE pada ADWI yang lalu”, jelas Alfrida.
Lebih lanjut Rida menjelaskan ketertarikan peserta dengan pengelolaan Desa Rejowinangun dengan system klaster.
“Peserta sangat antusias berdiskusi dengan pengelola Desa Wisata Rejowinangun terutama system klaster. Setiap jalur dalam desa memiliki keunggulan produk masing-masing”, ungkapnya.
Selain Desa Wisata Rejowinangun, peserta ATM juga diberikan paket wisata edukasi dan kunjungan lapangan. Para peserta diberi kesempatan berkunjung ke Candi Prambanan sebagai bagian dari Studi Tiru tersebut.
Kadispar Sulbar, Darmawati Ansar mengharapkan kegiatan tersebut memberi dampak positif kepada pengembangan pariwisata Sulawesi Barat. Kepada peserta disampaikan agar pengalaman yang diperoleh selama kegiatan dapat diaplikasikan di tempat masing-masing.
“Kita tentu berharap bahwa pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh menjadi semangat baru bagi peserta untuk bersungguh-sungguh dalam mengelola desa wisata. Potensi yang kita miliki cukup banyak. Butuh kompetensi pengelolaan. Kami berharap apa yang diperoleh selama study tiru ATM ini dapat diaplikasikan di tempat masing-masing,” harap Darmawati.