VIRTUAL TOUR OF WEST SULAWESI GOVERNMENT TOURISM OFFICE IS THE BEST OPTION DURING PANDEMIC TIME
Riri – Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Prov. Sulbar
Merebaknya COVID-19 di Mamuju Sulbar telah mengubah pola aktivitas ASN/Honorer DISPAR Provinsi Sulbar, khususnya di Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata. Semula, Kabid, para Kasi dan Staf pergi untuk bekerja setiap hari, kini, semua harus melakukan pekerjaannya dari rumah. Hal itu sejalan dengan SE Gubernur Sulawesi Barat Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara Dalam Upaya Pencegahan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Provinsi Sulawesi Barat, yang intinya agar ASN mengurangi aktivitas di luar rumah, bekerja dari rumah untuk mencegah penyebaran COVID19 secara masif.
Masih teringat dengan jelas pagi itu, Jum’at, 20 Maret 2020, dua Kepala Seksi kami (Kasi Pengembangan Wisata Budaya & Relegi serta Kasi Sarpras) melaporkan melalui WhatsApp kepada Kabid : “Senam pagi yang selalu dilaksanakan setiap hari jum’at sudah ditiadakan. Suasana kantor yang biasanya hiruk-pikuk setelah senam pagi, ngumpul bareng sambil menikmati kopi dan ngerumpi di kantin sudah tidak ada. Kantor sepi karena hampir semua ASN/Honorer Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata tidak masuk kantor. Hanya ada beberapa personil dinas yang hadir pagi ini”. Suasana sepi dan lenggang membuat para personil yang pagi itu, Jum’at 20 Maret 2020 berada di kantor memilih pulang ke rumah sebelum jam kantor berakhir.
Semua karena “corona”, begitulah awalnya. Semula kami memang masih awam tentang COVID-19. Namun setelah tahu, begitu ada orang mendekat langsung pasang kuda-kuda “jaga jarak”, padahal mereka bukanlah musuh. Sebelum pandemi, mau makan dan selesai makan baru cuci tangan. Dimasa pandemi, ulang-alik cuci tangan dimanapun berada. Dulu sering ketawai orang yang pakai masker (karena terlihat seperti garong), sekarang malah eksis bermasker.
Perilaku dalam bekerjapun berubah drastis. Semula absen di mesin absensi, sekarang tinggal “click” sharelocation di WA Pariwisata Marasa 2020. Jadwal dan pelaksanaan kegiatan bidang yang sudah dirancang secara apik, akhirnya tinggal kenangan. “Say good bye Sandeq Race, Golden Triangle Silk Mandar-Sekomandi-Sambu Mamasa dan bunga-bunga yang bermekaran di Tondok Bakuru”. Ketiga kegiatan ini dibatalkan untuk menghindari pengumpulan massa dan adanya recofusing. Tidak tanggung-tanggung, revisi anggaran Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata anjok sampai 50%.

Pemerintah Pusat maupun Pemprov. Sulbar harus memangkas anggaran untuk mencegah penyebaran virus, mengobati penderita corona, membangun rumah sakit berikut pengadaan peralatan medisnya sampai dengan bantuan sosial bagi masyarakat yang terputus mata rantai usahanya serta yang terkena PHK.
Bekerja di kantor bagi ASN seperti kami, merupakan suatu kewajiban. Bertemu langsung dengan rekan sejawat selama 8 jam, merupakan saat-saat menyenangkan. Saling mendukung dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama, ampuh dalam meningkatkan kinerja. Itu karena kami tidak bekerja sendiri, We Are The Team!. Dulu, ketika sedang berada di kantor dan perlu bantuan dari kepala seksi atau staf, tinggal sebut nama langsung datang. My memories, cerita sebelum corona hijrah dari Wuhan ke Indonesia dan masuk ke Sulbar. Gaya hidup (life style) dan cara kerja (work life) kami berubah dalam tempo cepat ketika corona datang menggempur Sulbar dari segala penjuru melalui bandara, terminal dan pelabuhan yang juga merupakan pintu masuk pariwisata Sulbar!.

Dampak COVID-19 bagi pariwisata bukan hoax. Faktanya, 90% usaha wisata di Sulbar mati suri akibat social and physical distancing di enam Destinasi Wisata Sulbar (Mamuju, Majene, Polman, Mamasa, Pasangkayu dan Mateng). Pembatasan pergerakan (PSBK dan PSBB) di wilayah lainnya di luar Sulbar, untuk sementara memutuskan mata rantai kunjungan wisatawan ke Sulbar. Lalu apa yang bisa dibuat oleh tim kami dengan perubahan yang serentak ini?. Saat Industri pariwisata di Sulbar melemah akibat corona?. Ketika anggaran bidang direcofusing dan kami harus menjalani Stay at home dan WFH?.
Dimasa awal penerapan WFH, keseharian kami sebagai ASN di Dispar Prov. Sulbar hanya diisi dengan melakukan absensi virtual share locatian dan melaksanakan pekerjaan sebatas yang digariskan oleh dinas di group WA Pariwisata Marasa 2020. Corona telah menghilangkan interaksi tatap muka langsung dengan rekan sejawat terutama dengan para Kasi dan Staf. Upaya yang dilakukan oleh Dispar Provinsi Sulbar merubahnya dengan melakukan tatap muka secara virtual melalui video call dan conference call. Bagi personil seperti kami yang masih gaptek dengan teknologi digital, apa boleh buat, harus belajar cepat agar cerdas dan kreatif di masa WFH.
Bersama corona tim kami membuat laporan bulanan dan triwulan I dalam bentuk power point, agar menjadi lebih menarik untuk dilihat dan dibaca, baik oleh pimpinan maupun oleh rekan sejawat. Beberapa peraturan seperti Perda Prov. Sulbar No. 1/2019 serta Pergub Sulbar No. 1/2020 dibuatkan juga seperti itu dan dengan bantuan teknik pembuatan video sederhana di handphone, lalu “click” jadilah Sosialisi Virtual Perda dan Pergub yang lebih menarik dan bisa dibagikan di WA ataupun ditayang di media sosial seperti facebook atau instagram tanpa bertemu secara fisik.

Selain itu, pembuatan Wisata Virtual untuk sementara menjadi “trend” bagi bidang destinasi agar dimasa pandemi COVID-19 ini, untuk mendorong kita berpikir kembali tentang strategi dan target setelah pandemi berakhir.
Tiga fase yang harus dilalui oleh para pelaku pariwisata saat ini. Pertama fase pandemi yang sekarang sementara kita jalani bersama. Kedua, fase recovery dan terakhir adalah fase normalisasi. Kondisi terkini memang masih penuh dengan ketidakpastian, namun para pelaku pariwisata termasuk Dispar Provinsi Sulbar harus tetap optimistis, tidak bekerja sendiri dan berkolaborasi antar pelaku pariwisata dan stake holder’s terkait.
Menghadapi kondisi terkini Pariwisata Sulbar, dan atas inisiasi rekan Dispar Provinsi Sulbar di Singapore (Pak Aries, Travel Agent) serta dukungan dari Bank Indonesia, Kepala Dispar Provinsi Sulbar diberikan kesempatan menjadi salah satu nara sumber di acara “Digital Talk Tourism” melalui aplikasi zoom. Bertopik “Journey To The Serenity Of West Sulawesi” yang berlangsung pada Jum’at, 8 May 2020, Digital Talk Tourism ini menggagas rencana ke depan meningkatkan kunjungan wisatawan dari negeri jiran Singapore ke Sulawesi Barat. Selain Gubernur Sulbar, Sekda, Asisten III dan Kadispar Provinsi Sulbar, promosi dan kemitraan ini dihadiri pula oleh Kepala Cabang Bank Indonesia Sulbar dan Wakil KBRI Singapore serta para pelaku pariwisata Sulbar dan Singapore. Berbagai daya tarik, destinasi dan fasilitas serta event pariwisata Sulbar 2021 ditampilkan dengan menarik oleh Kacab BI Sulbar dan Kadispar Sulbar Farid Wajdi di acara Digital Talk Tourism melalui aplikasi zoom.
Gayung bersambut, pasca Digital Talk Tourism ini, negeri jiran Singapore melalui Singapore Tourims telah merilis di Asian Journeys (https://asianjourneys.com.sg/) promosi tentang Destinasi Wisata Karampuang. Rilis tersebut (terjemahan singkat) sebagai berikut : “Pulau Karampuang adalah sebuah pulau kecil, sebuah perjalanan pendek dari Mamuju. Di sana ada Snorkeling, Diving (menyelam), dan kami senang untuk bersantai di pantai di mana ada kios-kios makanan dan minuman dan meja-meja untuk berkumpul. Kita berjalan mengelilingi desa di mana disambut dengan ramah oleh warga lokal. Mereka senang difoto. Saat memanjat bukit kecil untuk mendapatkan pemandangan indah ke dermaga panjang, atap bergelombang berkarat, hutan, pantai, dan laut di mana perahu berwarna-warni berbaring di atas warna biru. Kami menikmati makan siang dan minuman soft drinks dan kita benar-benar menikmati momen saat berada di sana. Hal itu benar-benar keren”.

Jadi.. ”Jangan ragu untuk datang Ke Sulawesi Barat dengan segala keindahan alam yang dimiliki dan keanekaragaman suku, budaya dan kuliner khsa Sulawesi Barat, akan menjadi pengalaman yang luar biasa bagi wisatawan Singapore” demikian disampaikan oleh Gubernur Sulawesi Barat H.M Ali Baal Masdar tentang promosi dan kemitraan dengan negeri jiran Singapore. So.. “Corona Disease Changes My Work Style And Lifestyle” termasuk menjadi penulis seperti sekarang ini. Selamat Bekerja Dari Rumah; Salam Ramadhan; Salam Sehat;