Darmawati Mendorong Kepala Desa Mengembangkan Potensi Wisata
Berlansung selama tiga hari, Dinas Priwiwsata Provinsi Sulawesi Barat melalui Bidang Kelembagaan dan Kemitraan Pariwisata, melaksanaan Pelatihan Tata Kelola SDM (Aparat Desa/Destinasi)Wisata Unggulan Untuk Kemitraan Bidang Kepariwiwsataan. Kegiatan yang digelar di Hotel The Breeze Villa, Mamasa tersebut diikuti sebanyak 35 orang peserta dari unsur kepala desa dan kelurahan se Sulawesi Barat.
Darmawati Ansar ketika membuka kegiatan ini pada Selasa, 19 September 2023 menyampaikan apresiasinya dengan kehadiran para peserta ke Kabpaten Mamasa. Menurutnya partisifasi para kepala desa/kelurahan menjadi salah satu indikator kepedulian mereka dalam upaya pembangunan sektor pariwisata di Sulawesi Barat.
“Kehadiran Bapak Ibu dalam kegiatan ini mununjukan adanya antusiasme dari Bapak Ibu terhadap pembangunan sektor pariwisata di wilayah masing-masing. Saya tahu betul bahwa beberapa dari peserta harus menempuh perjalanan yang cukup jauh, namun karena keinginan kuat membanguan dan mengembangkan potensi wisata di daerah Bapak Ibu maka berkenan hadir ke sini”. Dan tentu saja selaku Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar saya sangat mengapresiasi hal tersebut.”
Darma juga menyampaikan harapannya agar potensi wisata yang ada di wilayah masing-masing desa dan kelurahan dapat dikelola dan diekplorasi sehingga berdampak secara ekonomi kepada masyarakat sekitar. “Desa atau kelurahan itu punya potensi yang bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Daya tarik itu dapat berupa wisata alam, budaya atau berupa potensi wisata religi. Bapak Ibu mestinya punya ide dan gagasan agak bisa dibangun menjadi tujuan wisata. Dengan demikian agak memberi multiplier effeck ke desa atau ke masyarakt secara langsung,” jelasnya.
Dia menegaskan pentingnya memunculkan gagasan baru soal pembangunan desa yang bersumber dari sektor pariwisata. Katanya “Beberapa desa di Jawa sudah mulai mengembangkan desa mereka sebagai desa wisata dan menjadi sumber ekonomi bagi pembangunan desa. Sebagai contoh Desa Ketapanrame di Jawa Tengah, pendapatan desa dari sector pariwisata mencapai Rp. 3,5 miliar per tahun. Saya ingin menyampaikan bahwa dibutuhkan gagasan baru soal sumber pendapatan desa selain bersumber dari APBN yang masuk di desa. Dan salah satu alternative yang paling mungkin itu ya sektor pariwisata itu”.
Jelas Darma pula bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat tetap konsisten memberi pendampingan bagi desa/kelurahan yang akan membangun sector pariwisatanya. Dia memberi contoh bagaimana Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat memberi dukungan penuh pembangunan dan pengembangan Pulau Karampuang di Kabupaten Mamuju. “Saya yakinkan kepada Bapak Ibu bahwa Pemerintah Provinsi selalu memberi support berupa pendampingan bagi kegiata-kegiatan pengembangan sector pariwisata di kabupaten. Pulau Karampuang di Kabupaten Mamuju tahun ini dibangun oleh Pemerintah Provinsi Sulbar sehingga sekarang objek wisata tersebut sudah lebih rapi, lebih indah, lebih layak. Dampaknya memang terlihat dengan semakin menigkatnya jumlah pengunjung ke sana”.
“Supporting yang saya maksud bukan hanya berupa anggaran pembangunan fisik, tapi juga berupa pengembangan SDM sehingga memiliki kemampuan dalam perencanaan, pembangunan dan pengembangan potensi wisatanya” lanjut Darma.
Sebagaimana diketahui bahwa para peserta yang hadir adalah para kepala desa/kelurahan yang memiliki potensi wisata. Hal tersebut diungkapkan Ketua Panitia, Yusuf Anwar. “Yang hadir ini adalah para kepala desa atau kelurahan yang memang di wilayahnya ada potensi pariwisata baik alam, budaya dan juga potensi budaya religi. Misalnya dari Pasangkayu, kami mengundang Kepala Desa Pakava, di desa itu ada suku Bunggu yang tinggal di atas pohon, dan pakaian dari kulit kayu.”
“Demikian pula dari Desa Lapeo dengan wisata religinya. Tentu semua sudah kenal dengan Mesjid Imam Lapeo dan Pantai Ba’ba Toa”, tambahnya.
Kegiatan sendiri ditutup oleh Kepala Bidang Kelembagaan dan Kemitraan Pariwisata, Yusuf Anwar. Sambil mengingatkan para peserta untuk mulai melangkah melakukan perencanaan pembangunan sector wisatanya, Yusuf menyampaikan pula rencana lebih lanjut. “Bapak Ibu telah memiliki informasi terkait langkah-langkah apa yang bisa dilakukan mengawali pembangunan pariwisata di wilayah Bapak Ibu. Silahkan melangkah. Saya sendiri akan merancang satu kegiatan sebagai follow up dari Mamasa ini. Diperlukan FGD (Focus Group Discussion) di setiap kabupaten dengan peserta semua OPD terkait sehingga semua rencana terkait pariwisata ini dapat berjalan dengan cepat dan baik”, tutup Yusuf.