DARI SANDEQ KE SANDEQ RACE – Evolusi Perahu Bercadik Mandar
Oleh : Muhammad Ridwan Alimuddin – Pemerhati Kebudayaan Bahari
Perahu Sandeq adalah Perahu bercadik warisan Austronesia, berevolusi di Mandar menjadi perahu yang disebut “Sandeq” (tajam, runcing). Pada masa lampau digunakan untuk berdagang sampai ke Selat Malaka, Laut Sulu, Papua, Pulau Jawa serta menangkap ikan di laut lepas. Perahu Sandeq merupakan salah satu perahu layar tercepat di dunia.
Berikut Bukti persebaran Austronesia di Mandar, Sulawesi Barat



Salah satu kunci penemuan di Kalumpang



Selain disebut sebagai patung Sinkendeng, juga diberi nama patung Dipankara yaitu salah satu sosok budha yang dipercaya melindungi pelaut dan nelayan pada masa dulu.












Pelaut Mandar oleh Horst Liebner
“Salah satu di antara suku-suku Sulawesi Selatan yang mencari kehidupannya di laut adalah Suku Mandar yang mendiami pesisir pantai utara Propinsi Sulawesi Selatan […] kampung-kampung yang dihuni oleh perantau Mandar di dapatkan sepanjang pantai Sulawesi bagian barat; di Teluk Bone, bahkan di beberapa pulau di Selat Makassar dan di pantai timur Kalimantan sampai ke ujung utaranya. Oleh karena tanah daerah Mandar tidak subur, maka orang Mandar sejak dahulu berorientasi ke laut”
Liebner, Horst H. 1996a. Beberapa Catatan tentang Pembuatan Perahu dan Pelayaran di Daerah Mandar, Sulawesi Selatan.
Lembaga Penelitian Unhas dan LIPI Ujungpandang.
Mandar oleh Christian Pelras
“Pelras berani mengatakan bahwa sebenarnya orang Bugis bukanlah pelaut ulung seperti yang banyak dikatakan orang selama ini. “Orang Bugis sebenarnya adalah pedagang. Laut dan kapal hanyalah media atau sarana yang digunakan untuk memperlancar aktivitas perdagangan mereka. Kalau mau menyebut pelaut ulung, maka yang paling tepat adalah orang Mandar, …..”
KOMPAS, Selasa, 10 Desember 2002: Christian Pelras, Ahli Bugis dari Perancis.
Maritime Ethnic Orientation in Indonesia
•Bajau
•Bugis
•Butun
•Madura
•Makassar
•Mandar
The Naval or Prahu, Michael Southon
Segitiga Emas Nusantara





Evolusi Pakur ke Sandeq







Penerapan prinsip-prinsip fisika, seperti “viskositas”, yakni kemampuan untuk menahan gesekan (ukuran kekentalan fluida) atau tekanan geser. Antara lambung perahu (dan bagian lain di Sandeq yang menyentuh air, terdapat “Lapisan Batas (Boundary Layer)”, yaitu suatu lapisan yang terbentuk di sekitar permukaan benda yang dilalui oleh fluida dengan viskositas, karena mengalami hambatan yang disebabkan olehbeberapa faktor, seperti faktor gesekan, dan efek- efek viskos.


Perahu sandeq bisa bergerak (tanpa bantuan) mesin karena layar menerapkan Hukum Bernoulli, “Tekanan dari fluida yang beregerak seperti udara berkurang ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat.”
Penerapan dari Hukum Bernoulli digunakan untuk menghitung daya angkat pada “airfoil” atau bentuk dari suatu sayap (pada pesawat) atau layar (pada perahu) yang dapat menghasilkan gaya angkat (lift) atau efek aerodinamika ketika melewati suatu aliran udara.




















Efek Sandeq Race
Efek dari Sandeq Race dintaranya mendatangkan kunjungan wisatawan, menambah pendapatan masyarakat melalui belanja yang dilakukan oleh wisatawan dan menambah tingkat hunian bagi perhotelan
Beberapa wisatawan yang bisa didatangkan, antara lain berasal dari Jepang, Jerman, Francis, Rusia, Kroasia, Australia, Amerika, Italia, Singapura, China, India, dan sebagainya.


















SAILING EXPEDITION KORPALA UNIVERSITAS HASANUDDIN
1995: keliling ASEAN dan 2011: Makassar – Australia




