KANTORKU RUMAHKU
Oleh : Farid Wajdi – Kepala Dinas Pariwisata Prov. Sulbar
Selama ini Rumah digambarkan sebagai suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal , tempat beristirahat, tempat memulihkan kepenatan setelah seharian bekerja di luar atau berkantor Rumah juga diartikan sebagai tempat mendapatkan ketentaraman , menyeduh cinta dan kasih sayang, rumah menjadi tempat serta sumber dari kedamaian hidup, dari rumah terpancar cahaya ketulusan dan kedamaian, begitu berharganya orang-orang Eropa mengandaikan bahwa surga ada di rumah kita , my home is my castle rumahku adalah istanaku, istanaku adalah rumahku, mawaddah dan warahmah, bahkan rumah menjadi perisai keselamatan diri dan orang lain.
Agaknya pengertian tentang Rumah dalam masa pandemic ini, juga mengalami pergeseran penyesuaian arti atau dengan kata lain rumah didefinisikan ulang, selain untuk tempat istirahat, seperti yang telah dijelaskan di atas, juga telah menjadi tempat untuk bekerja menyelesaikan berbagai urusan kantor. Disesuaikan dengan keadaan yang ada, tugas kantor tetap kelar, penyebaran Covid-19 pun kita bisa cegah sebab stay at home bukanlah deretan tanggal merah atau hari libur dalam bekerja, tetapi stay at home adalah tetaplah berada di rumah dan selesaikanlah pekerjaan kantormu di sana, sehingga dua-duanya dapat dilakukan, seperti kata pepatah melayu “sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui” dengan tinggal di rumah, kita dapat menyelesaikan urusan kantor sekaligus mencegah merebaknya penyebaran virus ini .
Memutus penyebaran virus corona 19 ini, merupakan agenda penting dan utama, sehingga menghadapinya diperlukan serangkaian tindakan extraordinary dari tiap-tiap ASN pemprov sulbar, apalagi viruscovid 19 bukan virus biasa, ia virus luar biasa dan oleh karena itu harus juga dihadapi dengan cara luar biasa pula. Apapun caranya jangan sampai menyebar atau berpindah ke orang lain, diberbagai media ajakan peringatan untuk rajin cuci tangan, pasang masker kalau keluar rumah, olah raga rutin, berjemur dan jaga immunitas menjadi sajian utama setiap media bahkan menjadi trending topic sebab lengah sejenak terhadap covid-19 ini “bahaya” menanti di ujung jalan.
Narasi yang diketengahkan tentang covid-19 cukup mengerikan, bayangan kematian mengintai bagi siapa saja yang terpapar positif covid 19, para tenaga medis dan ruang perawatan pasien di setiap rumah sakitter batas, dalam jumlah tertentu mungkin masih bisa mengatasinya, tetapi kalau jumlah penderita bertambah terus maka rasa-rasanya tenaga medis pun akan kelimpungan karenanya dan jika pasien mengalami kematian misalnya penanganannya merujuk kepada standar Covid-19 yaitu; bagi yang muslim mulai dimandikan, dikafani, sampai disholati dikerjakan oleh orang orang yang terlatih, penguburannya pun tanpa mengikutsertakan keluarga.
Sejak dikeluarkannya surat edaran Gubernur Sulawesi Barat nomor 7 Tahun 2020 tentang percepatan penanganan corona virus disease 2019, juga surat edaran Menteri Pariwisata dan ekonomi kreatif, RI nomor 1 Tahun 2019 himbauan tindak lanjut pencegahan penyebaran corona Virus desease 2019, Dinas Pariwista Provinsi Sulawesi Barat menindaklanjutinya dengan penyampaian kepada seluruh stakeholder pariwisata di Sulawesi Barat, (Pemerintah daerah para assosiasi, pelaku Industri pariwisata dan ekonomi kreatif, even organaizer) bahwa mulai tanggal 24 Maret 2020, seluruh event keparwisataan pelatihan seminar, sosialisasi, festival pameran , bazar, konser , lomba konferensi dan jenis kegiatan lainnya yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat selama masa pandemic covid – 19. Ditunda sampai ada pengumuman resmi dari pemerintah bahwa pandemi kini telah berakhir.
Kedua surat edaran tersebut memiliki konsekuensi terhadap pola pelayanan pada dinas pariwisata sulbar yaitu pertama demi mencegah menyebarnya virus ini, maka seluruh kegiatan yang bersifat berkerumun ditiadakan, alasannya menghadapi Covid-19, ditempuh dengan jalan sunyi bukan jalan ramai hindari kontak antara satu dengan lainnya untuk itu seluruh event pariwisata yang menghadirkan banyak orang, dan pertemuan lainnya ditunda bahkan direfocusing, dialihkan untuk mengantisipasi dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan oleh Corona virus terhadap daya tahan ekonomi masyarakat dan lindungan kesehatannya. Jabat tangan cipika-cipiki diganti dengan salam Corona yaitu meletakkan telapak tangan kanan di dada kiri sembari menganggukan kepala sebagai tanda penghormatan “pepatahnya bersatu kita musnah bercerai kita hidup”. Konsekuensi Kedua adalah tetap melakukan upaya pelayanan kepada masyarakat sehingga diperlukan innovasi agar bisa surviving (bertahan hidup) dan sekaligus preparing (mempersiapkan diri) sekiranya pandemi kini berlalu.
Perubahan pola pelayanan ini dengan memindahkan sementara pekerjaan kantor kerumah memerlukan adaptasi tersendiri sebab atmosfir bekerja di kantor dan bekerja di rumah berbeda suasananya bekerja di kantor lebih mengasyikkan mengatur dan memanfaatkan sumber daya memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dengan mengoptimalkan seluruh komponen dengan yang ada baik komponen mission maupun sporting, setiap permasalahan yang dihadapi dapat mengandalkan tim kerja yang dibuat saling membantu berkoordinir menyelesaikan berbagai permasalahan antara satu dengan yang lainnya pada satu ruang dan waktu secara bersamaan sampai kegiatan itu tuntas, sementara bekerja dirumah dalam masa pandemic menuntut kompetensi dan kemampuan personal dan keterampilan individual yang memadai kemandirian, serta dukungan lingkungan di sekitar rumah.
Berkantor di rumah atau Work From Home merupakan Trend baru di masa pandemi kini, cara kerja baru ini telah mendisruption cara kerja lama, tradisi bekerja yang diwarisi sejak jaman Belanda masuk kantor jam 7.30 dan pulang jam 16.00 setiap hari kerja kini nggak perlu lagi, aksi balapan mengejar pintu gerbang nggak perlu lagi, apel pagi menghitung barisan sudah ditinggalkan , cukup menshare lokasinya berarti sudah hadir. Kalau dulu harus mengenakan seragam atas bawah lengkap, kini bisa bajunya saja dipakai bawahannya bisa sarung atau handuk atau celana pendek dan pakai sandal, yang penting yang dijangkau oleh optic kamera terlihat personal grooming masing-masing ok, komunikasi dilakukan dengan menggunakan aplikasi baik meeting , tanda tangan dokumen koordinasi lintas strukural dan fungsional menggunakan aplikasi menjadi fenomena tersendiri berkantor
Meskipun Covic-19 menjadi momok yang menakutkan namun kita juga tidak boleh menyerah terhadap keadaan. Pandemik mengasah diri kita untuk segera melakukan pembenahan sekecil apapun ruang untuk berinnovasi tetap terbuka hal-hal pokok yang dilakukan adalah;
Pertama segera adaptasi terhadap segala perubahan yang terjadi. mengadaptasi perubahan secara cepat merupakan poin penting untuk tetap bertahan hidup atau surviving , diam sejenak akan tertinggal bahkan digilas oleh perubahan itu sendiri seperti kata Sir Muhammad Iqbalbahwa“life in the world consist of movement, if you stop a while you crushed”.
Kedua milikilah beberapa alternatif dalam meyelesaikan masalah rumuslah setiap masalah dan solusi pemecahannya secara cepat jangan terlalu lama menunggu waktu pepatah para pelaut “ Tania Posasi muamappelinoi lembong sawa, lembong ditia namiwawa mellabuh” (bukan pelaut yang sesungguhnya kalau menanti ombak tenang sebab ombaklah yang membawa kepelabuhan), yang penting jangan kehilangan akal “ anda boleh kehilangan segala-galanya asal jangan kehilangan akal sehatmu kata Husni Djamaluddin, salah seorang pendiri provinsi Sulawesi Barat”.
Ketiga Penyiapan kearah yang lebih baik lakukan evaluasi, matangkan konsep dan narasi pelaksanaan secara menyeluruh meliputi pengembangan kewilayahan pariwisata, penguatan materi dan bahan pemasaran, pemetaan pengembangan destinasi pariwisata yang terkoordinasi, integrasi dan sikronantar stakeholder , industri kreatif yang prospektif serta penguatan kelembagaan sumber daya manusia pariwisata yang terkait standar pelayanan maksimal. berpegang kepada prinsip community based toursm pengembangan dan peningkatan taraf hidup masyarakat, dan sustainable Toursm development pembangunan pariwisata yang berkelanjutan di Sulawesi Barat. Never Give up kata Jack Ma pendiri Alibaba.com, tetap semangat“ Innamaal Usri Yusra” sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan, dan apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan) tetaplah engkau bekerja keras untuk urusan yang lain ( QS, 94; 5-6 ). tetaplah bertugas memberikan pelayanan kemasyarakat dimana saja dan kapan saja , diam berarti menanti genta kematian maka hadapi dengan penuh optimistik walau rumahmu menjadi kantormu, percayalah badai pasti akan berlalu Wallahu A’lam bissawab