KOPI DAN PARIWISATA
Tondok Bakaru desa wisata
Alamnya indah penuh pesona
Bila hendak pergi berwisata
Sempurnai seruput kopi Mamasa
Kopi dan pariwisata menjadi salah satu isu utama dalam Rapat Kerja Dewan Kopi Perwakilan Sulawesi Barat (Dekopi Sulbar) yang dilaksanakan di Tondok Bakaru Kabupaten Mamasa, Sabtu 10 Desember 2022. Isu tersebut menjadi pembicaraan utama dalam diskusi yang bertemakan “Optimalisasi dan Integrisasi Hulu-Hilir Perkopian Sulawesi Barat.
Kegiatan Rapat Kerja dan Ngopi Sambil Diskusi (Kopi diksi) dihadiri oleh berbagai unsur dan OPD terkait baik dari pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, unsur DPRD Kabupaten Mamasa, unsur Forkopimda Kab. Mamasa, perguruan tinggi, perbankan, pengusaha, pelaku budi daya dan petani kopi se-Sulawesi Barat.
Bupati Mamasa, H. Ramlan Badawi dalam sambutan pembukaannya mengapresiasi tema tersebut mengingat Kabupaten Mamasa adalah penghasil kopi dan memiliki sumber pariwisata yang unik ditandai dengan ditetapkannya Desa Tondok Bakaru sebagai 50 Desa WisataTerbaik di Indonesia dan mendapat apresiasi dan visititasi dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, 12 Oktober 2022.
Sementara itu, ketua Dewan Kopi Perwakilan Sulawesi Barat, Muhammad Idris dalam sambutannya menyampaikan perlunya penguatan untuk mendorong arus wisatawan ke Sulawesi Barat melalui pembangunan Museum Kopi dan penataan kebun kopi menjadi agrowisata sehingga menambah daya tarik wisatawan ke Sulawesi Barat.
Prof. Muh. Arsyad, pemateri dari Universitas Hasanuddin menginginkan agar kopi Mamasa selain mendapatkan prestasi sebagai kopi terbaik secara nasioanal maupun internasional namun yang lebih penting adalah pengolahan kopi Mamasa dengan cita rasa yang khas. “it doesn’t need how to be number one, but how to be the only one, kita menginginkan kopi Mamasa menjadi to be only one, bukan hanya number one’” tegas Arsyad.
Menanggapi diskusi ini, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat, H. Farid Wajdi, menyampaikan “kopi dan pariwisata”, kopi sebagai produk kearifan lokal dan ekonomi kreatif masyarakat yang unggul berpadu dengan keunikan sumber daya pariwisata yang sangat eksotis di Mamasa. Selain itu, diperlukan pula pendampingan untuk penguatan kelembagaan sehingga kapasitas dan kompetensi pengelolaan kopi dapat meningkat dan menghasilkan kopi ternikmat dengan cita rasa yang berbeda. “Kalau bisa cita rasanya membuat jantung lupa dengan degupnya,” seloroh Farid.