“FAST FEST”: Festival Mammunuq Masyarakat Mandar
Dengan dua orang pessawe yang rupawan dan diiringi dua atau tiga orang pakkalindaqda (pantun Mandar) dan satu grup parrawana (rebana), 64 ekor kuda saiyyang pattuqdu (kuda menari) berbaris menyisir jalur dari halaman Mesjid H.M. Husein di Pambusuang ke Mesjid Taqwa yang berjarak sekitar satu kilo meter. Semarak iringan saiyyang pattuqdu tersebut merupakan rangkaian kegiatan Fast Fest (Festival Mammunuq) yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat di Kecamatan Pambusuang, Polewali Mandar, 27 November 2022.
Saiyyang pattuqdu sendiri adalah sebuah tradisi kebudayaan Islam Mandar yang diadakan untuk merayakan keberhasilan seseorang (kebanyakan anak-anak) yang telah mengkhatamkan bacaan Al Qur’an. Kebanyakan orang Mandar menyelenggarakan tradisi saiyyang pattuqdu tersebut pada bulan Rabiul Awal atau bagi masyarakat Mandar disebut bulan munuq (bulan Maulid Nabi Muhammad SAW).
Pada Festival Mammunuq ini ada 22 kuda pessawe tommuane (penunggang laki-laki) dan 42 kuda pessawe towaine (penunggang perempuan). Peserta festival berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Barat seperti Polman, Majene, Mamuju hingga Pasangkayu, dan beberapa dari luar Sulawesi Barat di antaranya dari Ujung Lero Kab. Pinrang, dari Pangkep, Enrekang, dan Makassar.
Iringan saiyyang pattuqdu dilepas bersama oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat, H. Farid Wajdi dengan salah seorang tokoh masyarakat Polman, Syamsul Samad yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi 1 DPRD Provinsi Sulawesi Barat. Dalam sambutannya, Farid Wajdi menyampaikan bahwa tradisi saiyyang pattuqdu merupakan bagian dari kebudayaan Islam Mandar yang sangat khas karena penuh dengan nilai-nilai Islam dan sifat yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW seperti Fatanah, Amanah, Siddiq, dan Tabliq (FAST).
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat juga menegaskan perlunya festival kebudayaan Saiyyang Pattuqdu digelar dengan volume peserta yang lebih banyak. “Festival saiyyang pattuqdu ini kedepannya akan dibuat dengan format peserta yang lebih banyak. Kita akan mengundang saudara-saudara kita diperantauan untuk hadir kembali ke sini dan merayakan pengkhataman Qur’an anak-anaknya di Sulawesi Barat,” ungkap Farid.